Skenario Pembangunan Rendah Karbon di Indonesia, Studi Kasus Jakarta dan Semarang

In Ketahanan Iklim Perkotaan (English: Urban Climate Resilience)
Chapter: 8
Book Chapter

In Bahasa:
Pengembangan skenario pembangunan rendah karbon dapat digunakan untuk membantu perencanaan jangka menengah dan jangka panjang sehingga membantu para pengambil kebijakan kota-kota besar agar dapat mengadopsi lebih awal mengenai cetak biru perencanaan. Proses perencanaan skenario pengurangan emisi di masa yang akan datang untuk skala kota perlu didukung analisis secara kuantitatif yang berbasis pada informasi yang akurat, handal dan terpercaya untuk menentukan data dasar emisi suatu kota pada tahun referensi/acuan dasar pehitungan. Pemerintah kota Jakarta dan kota Semarang sebagai salah satu bagian dari aktor non-negara berupaya menyusun strategi jangka menengah dan jangka panjang di tingkat kota melalui pengembangan Strategi Pembangunan Rendah Karbon (LCDS) untuk mencapai target penurunan emisi jangan menengah (2030) dan jangka panjang di tahun 2050. Kajian dilakukan secara kuantitatif dengan mengunakan permodelan pengkajian terintegrasi (Integrated Assessment Model) dengan pendekatan melihat kembali ke masa lalu (backcasting) dan serta analisis kebijakan digunakan untuk menentukan prasyarat transisi energi terbarukan, termasuk integrasi kebijakan energi dan transportasi. Hasil kajian menunjukkan potensi penurunan emisi GRK cukup besar dapat diperoleh dari sektor Industri, Komersial dan Transportasi. Secara umum penurunan emisi GRK dapat dicapai dengan pendekatan pengantian (shifting) bahan bakar; penggunaan material rendah karbon; perpindahan (shifting) moda transportasi serta perbaikan (improvement) technology yang mengurangi pemakaian energy dan membantu konservasi energy di sektor industry, komersil dan perumahan. Hasil kajian juga mengidentifikasi adanya perbedaan dampak program atau kebijakan dalam jangka menengah (2030) dan jangka panjang (2050) di kota Jakarta.

Translation in English:
The development of a low-carbon society scenario can be used to assist the mid and long-term development planning of a city which will help local policy makers to early adopt the blueprints of city planning. It needs to be supported by a quantitative analysis based on reliable and robust information to determine the baseline emission of the reference year of a city. The Jakarta city and Semarang city as part of the non-state actors are trying to formulate a mid and long-term strategy through the development of a Low-carbon society strategy (LCDS) to achieve the mid and long term GHG emission reduction  in 2030 and 2050 respectively. The quantitative analysis used the Integrated Assessment Model (IAM) with a backcasting approach and a policy analysis was conducted to determine prerequisites for the renewable energy transition, including the integration of energy and transport policies. The results shows the potential of a large GHG emission reduction from Industry, Commercial and Transport Sectors. In general, the GHG emission reduction could be achieved through various program such as fuel switching approach; the use of low-carbon materials, modal shift on transport sector and improvement of low carbon technology to reduce energy consumption and support energy conservation program in the industrial, commercial and residential sectors. The study confirmed a different impact on the GHG emission reduction in the mid term (2030) and long-term (2050).      

Date: